(Sekolahalam Jingga @ Malaysia,
27-29 Oktober 2015)
#Part 3
Melaka Heritage
Melaka merupakan World Heritage City yang dicatat oleh UNESCO.
Melaka adalah sebuah kota tua
yang dulunya pernah dijajah oleh 3 negara, Portugis, Belanda dan Inggris. Dengan
begitu kota ini arsitektur gedung-gedungnya menjadi sangat menarik karena
ketiga gaya arsitektur negara bekas penjajahnya bisa anda temukan di kota ini.
Letak
Melaka persis bersebrangan dengan Pulau Sumatera, maka ia lekat sejarahnya
dengan wong Palembang. Malaka atau kerap juga disebut Melaka, ditemukan oleh
pangeran dari Palembang, pada abad 14. Pangeran itu membangun Malaka dari kota
nelayan kecil, menjadi sebuah pelabuhan pusat jalur perdagangan kapal dari
India dan Cina.
Portugis pertama kali mendarat di Melaka pada tahun 1511 dengan
membawa pasukan sebanyak 1200 orang. Melaka langsung resmi menjadi tanah
jajahan Portugis ditahun itu juga dan Melaka menjadi basis Portugis dalam
upayanya untuk eskpansi ke India bagian timur.
Di tahun 1641 Melaka dijajah oleh Belanda. Kala itu pusat
pemerintahan Belanda terletak di Batavia (Jakarta_sekarang), di Melaka Belanda
hanya membangun satu gedung yang diberi nama Stadthuys atau Red Building
(Bangunan Merah).
Pada tahun 1824 kota ini resmi menjadi koloni Inggris setelah
terjadi pertukaran tanah jajahan dengan Bengkulu di Sumatera. Kota ini lalu
menjadi bagian dari Negara Malaysia setelah Inggris tidak lagi berkuasa.
Kurang lebih begitulah sejarahnya Melaka yang sangat bersisian
dengan sejarah Indonesia sebenernya, karena letaknya yang hanya terpisah oleh
sebuah Selat dengan Pulau Sumatera yaitu Selat Malaka. Maka demikianlah Melaka menjadi penting untuk destinasi
edutrip. Meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari Kuala Lumpur.
Kami harus berganti 4 jenis transportasi, dari mulai Go KL, kereta
KTM menuju terminal terintegrasi Bandar Tasik Selatan, bus ekspress menuju
Melaka dan bus lokal Panorama Melaka. Dilengkapi dengan rute jalan kaki antara
tempat transit, lengkaplah sudah.
 |
Menunggu bus GO KL |
 |
cengkerama di kereta KTM Bank Negara - Bandar Tasik Selatan |
 |
Cek Rute |
 |
Jalan lagiii, adalah 500 m, Stasiun Bandar Tasik ke Terminal Bandar Tasik |
 |
Busnya Berangkatt menuju Terminal Melaka |
 |
Bus Panorama Melaka (Rute Terminal Melaka - Bangunan Merah PP) |
Sampailah kami di Kompleks Bangunan Merah Melaka ...
Kompleks Stadthuys atau Red
Building (Bangunan Merah) merupaka tujuan utama wisatawan di Melaka, karena disinilah tempat paling bersejarahnya Melaka. Kami juga
menyusuri sungai Melaka, dimana tersisa peninggalan Benteng pertahanan dan beberapa
bangunan tua lainnya. Ada Surau Warisan Dunia juga bekas sistem pengairan
Kesultanan Melaka, terdapat pula Replika kapal portugis ‘Flor de La Mar’,
yang dipimpin oleh kapten Portugis terkenal Alfonso d’ Albuquerque, Saat akan
kembali ke negaranya kapal ini terdampar di Pantai Malaka lalu tenggelam.
 |
Jejak Sistem Pengairan Kesultanan Melaka di abad ke 17 |
 |
Replika Kapal Portugis ‘Flor de La Mar’ |
Icon yang cukup terkenal di Melaka adalah Menara Taming Sari, dengan
naik Menara terlihat pemandangan Melaka
dan sekitarnya.
 |
Sibuk mengamati Melaka dari sudut pandang Taming Sari | | |
|
|
|
|
|
 |
‘Flor de La Mar’ tampak atas |
 |
Dataran Pahlawan from Taming Sari |
 |
Sungai Melaka |
Jelajah Melaka adalah tentang irisan sejarah Indonesia dan
Malaysia di masa lampau, dimana memang kita satu rumpun dan memiliki akar yang
sama sebagai bangsa, sudah seharusnya saling tepa salira.
Setelah sepanjang seharian kami eksplorasi Negara Bagian Selatan Malaysia,
memperhatikan segala sisinya. Kembali ke Kuala Lumpur menjelang sore hari,
dengan sedikit lelah namun terbekal sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar