Selasa, 21 April 2015

Goes to Pahawang (Teluk Lampung)

Di tengah kepenatan crowded kerjaan jadi  Bankir ketika itu, temen jalan di EEUI (Diah) ngajakin refresh ke Lampung. Males banget  rasanya, karna waktu kerja di kontraktor juga sering bolak-balik ke Lampung, dalam rangka ngecek proyek tapinya alias ngurus kerjaan. Kayanya gak ada tempat yang menarik.

Tapi Diah dengan segala usahanya ngomporin saya, dipostingin foto2 tujuan, yang dapet dari ngenet juga, jauh-jauh kesana mau ngajak snorkelingan. Liat Nemo katanya.
Do you know Nemo ???  yup Ikan bernama Nemo di Film yang judulnya Finding Nemo yang warnanya bergaris-garis putih Jingga.

Sekilas tentang Nemo :
Dikenal dengan clown fish, kalau bahasa indonesianya Ikan Badut, ikan ini bersimbiosis dengan anemon laut.

Jadi, Anemon Laut ini akan melindungi ikan badut dan ikan badut akan menangkal ikan kupu-kupu (Butterfly Fish) yang suka memakan anemon. Ikan badut juga akan memakan invertebrata kecil yang melekat di tentakel anemon yang membahayakan anemon (parasit) dan membantu membersihkan anemon dari kotoran seperti pasir dsb. Di sisi lain kotoran dari ikan badut memberikan nutrisi untuk anemon.

Bakal nemu Nemo di sebelah mananya Lampung ya? Menurut Deedee destinasinya adalah Pulau Pahawang, tapi berdasarkan pengalaman gak pernah denger itu tempat. Tapi kesian juga si Deedee, amal nemenin lah, coba ngeliat Lampung dari sisi yang beda.

Perjalanannya juga cukup amazing, karna meeting pointnya jam 11 malem di hallte Slipi, atau jam 12 malem di Pelabuhan Merak, that’s the Chalenge…

Dan hari itu adalah Jum’at, kemudian kami akan kembali ke Jakarta di minggu dini hari.

And the journey begin…
Dari Bekasi ngajak temen juga, ber-2 deh sama pur, sekitar jam 9 malem, ternyata udah gak ada bus langsung ke Merak, ya sudahlah, kami menggunakan alternative bus tujuan cawang, kemudian naik Transjakarta, bisa langsung turun halte Slipi. Sekitar jam 11 kurang 5 menit sampe di Slipi, dan udah banyak yang ngumpul, entah dari mana aja asal mereka, yang jelas kami ke destinasi yang sama. Emang begini kalo jalan backpackingan, ketemu orang dari antah berantah.

Sementara itu ketemu Diahnya adalah di Merak, biasa Diah kalo keman-mana dianter abangnya sampe tempat meeting point.

Saya dan teman2 lain yang ketemuan di Slipi menuju Merak bareng2, naek bus yang asalnya dari terminal Kp. Rambutan, non AC, untungnya malem, jadi gak gerah di dalem bus.

Perjalanan lancar, sampai Merak kira2 jam 12 malem. Nunggu lagi temen2 lain yang meeting pointnya di Merak, termasuk Diah. Ketika anggota lengkap, jumlahnya waku itu yang ikutan ada sekitar 20 orang. Kami ber20 ini macem2 backgroundnya, dari yang muda sampai setengah baya, dari anak2 muda, sampai bapak-bapak dan ibu-ibu. Kenalan singkat ada mba delbis, lian dkk, fathur dkk, sonya dkk, pak trisno, bu rida.

Penyelenggara perjalanannya Mba Dini briefingin kita semua sebentar, dia menjelaskan, kita akan naik kapal nyebrang ke Pelabuhan Bakauheni, setelah sampai Lampung akan disewakan minibus menuju Pelabuhan Ketapang, kemudian penjelasan akan dilanjutkan setelah disana.

Selesai briefing, kami masuk kapal jam 1 malam, ngantuk beraattt, tapi gak bisa tidur, dapet kenalan Dian, setelah ngobrol ini itu, ternyata Dian juga dari Bekasi. Jauh2 mau jalan ke Lampung, ketemunya anak Bekasi juga.

Karena ombaknya agak besar perjalanan kapal feri yang seharusnya 3 jam  menjadi hampir 4 jam, sekitar jam 5 subuh baru akan merapat ke Pelabuhan Bakauheni. Artinya sholat subuh harus dikapal, Meski tempat wudhunya gak terlalu nyaman, Saya, Pur dan Diah sholat Subuh di atas kapal, emang kerasa beda, susah banget dari sujud mau berdiri lagi, secara kapalnya goyang ikutin arus ombak.

Menjelang jam 6 sampailah di Pelabuhan Bakauheni, rehat sebentar, kemudian kami naik mobil yang dirental mba DIni menuju Pelabuhan Ketapang. Gak terlalu nyaman, karena jumlah kami 20 orang harus dipaksakan menggunakan mobil ukuran APV 2 buah. Alhamdulillahnya jarak Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Ketapang gak terlalu jauh, mungkin sekitar 25 menit.

Pelabuhan ketapang ini hanya pelabuhan kecil tempat nelayan singgah, jadi suasananya tidak ramai, hanya beberapa perahu nelayan bersandar.


Suasana pelabuhan ketapang

Bersiap naik perahu beramai-ramai

Kami naik kapal kecil nelayan dari pelabuhan ketapang menuju Pulau Kelagian lebih dulu untuk sarapan pagi, take a picture sebentar, rehat, kemudian naik kapal lagi menuju Pulau Pahawang.

begini nih kapal nelayannya


Bersihnya pantai Pulau Kelagian

All kru

Setelah 1 jam naik kapal nelayan, sampailah kami di Pulau Pahawang, tempat nginepnya lumayan nice, kami juga bisa langsung ketemu ikan melihat dari atas terasnya.

akhirnya.... bersandar

nginepnya disini

ikan2 bisa terlihat jelas, karna bersiiih

Setelah beberes packingan dan makan siang serta sholat Dzuhur dan Ashar, kami lalu bersiap snorkeling spot 1. Kembali lagi ke kapal nelayan yang terisi 10 orang.

laper.... makann....

menunya kepiting saus tiram

Sampailah kami di spot 1 snorkeling, apakah ketemu Nemo ??? this is it…

siap-siap snorkeling

dan nyeburr...

ini dia nemonya... ketemu juga dari snorkelingan..

Selesai dari spot snorkeling 1, kami ramai2 menuju Pulau Balak, untuk istirahat sebentar, disitu aktivitasnya lihat-lihat sekitar and like usually take a pict



usually take a pict together

Kembali ke Perahu menuju Pulau Pahawang. Sampai di penginapan masih sore, kebetulan ada kano, jadi iseng2 main kano dulu, selain itu juga poto2, karena scenery di depan penginapan ini bagus euy, sayang kalau gak di dokumentasi

kano-an

santai sore dulu :)

Selesai beberes, kami istirahat… besok agenda dilanjutkan
Minggu pagi kami siap2 snorkelingan lagi,

Sebelum snorkeling, kami pergi ke Pulau….. (entah apa nama pulaunya) kabarnya pulau itu dimiliki orang Perancis, agak aneh juga mendengar kabar itu, Pulau ada di negara Indonesia, kenapa pemiliknya berwarganegara Perancis. Bukankah berdasar UUD pasal 33 tanah, air , adalah milik bangsa Indonesia. Lalu ???

Pulau yang konon milik orang Perancis


Yang unik dari Pulau ini adalah ketersambungan dengan Pulau di seberangnya, bisa dilihat, hanya dipisahkan oleh daratan yang air lautnya gak dalam.

see.... gak dalem dan pulaunya tinggal nyebrang

trully clean sea

Gak ketinggalan foto selfie juga




Kondisi bakau di Pulau ini masih sangat terawat dan berkembang baik. Lingkungannya juga masih bersih di setiap pulau yang kami singgahi. Sangat berbeda dengan perjalananku sebelumnya di sekitar kepulauan seribu Jakarta. Dimana pohon bakau jumlahnya tidak terlalu banyak dan saat ini mulai dibudidayakan kembali.



dan kita bisa lihat bagaimana suburnya bakau di teluk lampung

Setelah eksplore pulau …. Kami kemudian snorkeling di spot yang tak jauh dari pulau tersebut, bersiap dengan peralatan lengkap di perahu.


Di spot ini pak trisno nyelem sampe dalem buat foto2 spesies laut yang ada. Dan emang harus terimakasih sama pak trisno+fathur yang bawa kamera underwater, jadi kami bisa punya dokumentasi mahluk ciptaan Alloh yang mungkin belum tentu ada di tempat lain, endemik khas di sekitar kepulauan ini, juga terumbu2 karang yang beraneka bentuk dan masih sangat baik kondisinya.

posenya pak trisno ambil foto underwater... thanks pak...

inilah hasil temuan snorkeling, ikan-ikan di teluk Lampung, Pulau Pahawang dan sekitarnya











Dan variasi karangya Subhanalloh







all the beautiful coral
Nelayan di sekitar kepulauan ini juga peduli kondisi laut mereka. Menagkap ikan dengan cara tradisional dan menggunakan penangkaran pembibitan ikan, hanya dilaut agak dalam mereka menggunakan jaring besar.

sang nelayan

jaring hanya di laut dalam

penangkaran ikan

Selesai beraktivitas snorkeling di spot terakhir, kami repacking dan siap2 pulang ke Jakarta, setelah sholat dzuhur kami naik perahu lagi menuju  Pulau kelagian untuk makan siang.

raedy to go home



Dan setelah 1 jam naik perahu nelayan, kami mampir ke tempat oleh2 di kota Bandar Lampung, kemudian ke Pelabuhan Bakauheni , kembali naik feri untuk ke Jakarta.


take a pict dalam lelah...

Alhamdulillah sampai dengan selamat di Merak mendekati jam 12 malem. Dan akhirnya menjejakkan kaki lagi di Pulau Jawa.
Saya, Pur dan Dian kemudian naik bus menuju Bekasi dari terminal Merak.
Menyempatkan diri untuk tidur di bus, merasa cukup lama tidur, ketika terbangun masih di gerbang tol Kebon Jeruk. Gak beres nih bis…
Benar saja bus Merak-Bekasi berjalan lebih lambat dari siput, saat terdengar adzan subuh bis baru sampai semanggi.
Maka bayangkan saja bagaimana lambatnya, kami pun sampai Bekasi  hampir jam 6 pagi di hari Senin.
Hari itu saya masih harus berangkat kerja, tapi ya.. dinikmati saja, seninya backpackeran.

Hikmah perjalanan:
       1.       Usia tidak membatasi sejauh apa perjalanan yang harus ditempuh
       2.       Spesies laut endemik di setiap daerah berbeda-beda
       3.       Keramahan nelayan terhadap lingkungannya yaitu laut, pantai dan pulau
       4.       Sadar ekologi
       5.       Silaturahiim
       6.       Kepemilikan pulau oleh orang asing vs nasionalisme ???
       7.       Lagi-lagi… Sabarrr….