Kamis, 26 Maret 2015

Amazing Karimun Jawa


Udah lama juga pengalaman tripnya, hampir 2 tahun lalu.
saat itu plan tripnya juga dadakan, baru kepikiran, H-2 sebelum libur panjang. searching di situs BPI ada paket trip ke Karimun Jawa lumayan murah. Kebetulan banget mau refreshing setelah resign dri BSM.

The Destination

Dan klo keluar kota sendirian gak asyik, jadi ngomporin temen yg blum punya plan trip di libur panjang itu.
berhasil ngajak satu orang, temen trip yg pernah barengan trip ke Pahawang-Lampung. Dian namanya, Dian agak kaget juga karena plannya dadakan.

Jadilah kami berangkat dari Pulogadung naik bis dengan budget yg lebih murah.
Bis berangkat jam 6, di tol JORR bis sempet berhenti sebentar ngecek mesin ( ketar-ketir jg, nih bis jangan2 bermasalah).
Bener deh sampai di pantura, bis berhenti, sekitar jam 12 malem. supir dan kondektur coba ngecek mesin. Dan kami semua penumpang bertanya-tanya bisnya kenapa?
Dan ternyata setelah tanya langsung ke kondektur, bis mogok, harus nunggu mesin dari bengkel reparasi bis. dan gak bisa ditentukan sampai kapan waktunya.

Gawat nih, bakal telat sampe pelabuhan Jepara dan terancam gagal nyebrang ke Karimun Jawa karna jadwal berangkat kapal jam 7 pagi. Lalu kami berdiskusi gimana solusiny supaya bisa tetep lanjut tripnya. Mulai dari pilihan nebeng anak motor yang juga banyak yang istirahat disitu, ganti alternatif naik bus lain, nyambung2, atau tetep nungguin bus sampai selesai diperbaiki. Karena berbagai pertimbangan risiko, akhirnya kami mutusin untuk nunggu bus selesai diperbaiki. Selanjutnya kami harus ngabarin Andi (CP backpackernya) tentang kondisi kami dan gimana kalau besok kami ketinggalan kapal pagi, ternyata menurut Andi kami bisa ikut kapal berikutnya jam 2 siang. Sedikit lega.

Kurang lebih jam 3 pagi, bus selesai direparasi, kemudian berangkat kembali.
walaupun sudah direparasi, bus ini jalannya lambat, mungkin supirny juga gak mau berisiko mesinny bermasalah lagi.
Dengan kondisi bus yg seperti "siput", kamipun pasrah saja, bakal sampai di Jepara jam berapapun, kami pikir gak mungkin juga sampai siang, karna supirnya mengkonfirmasi, kalau sudah sampai daerah Jawa Tengah, penumpang akan ditransfer ke bus lain.

Dan ternyata bus sampai di Semarang jam 8 pagi dan kami baru dipindahkan ke bus lain di Kudus sekitar jam 11. Sementara jarak Kudus ke Jepara menurut penumpang lainnya adalah 2 jam. Artinya jam 13 kami baru akan sampai di Jepara jika perjalanan lancar (kalau macet gimana???)

Dengan kemungkinan akan telat juga ikut kapal jam 2 siang, maka kami harus konfirmasi ke Andi, masih bisa gak kalau kami harus tunda ikut tripny sampai besok pagi, sekaligus tanya ke Andi penginapan murah dipinggir pelabuhan Jepara dimananya? (Andi mungkin jadi mikir, niat gak sih ikutan ngetripnya)

Berdasarkan infonya Andi kami menginap di losmen dekat pantai Kartini di sebelah pelabuhan yg cukup dekat juga dengan terminal bus.Maka menuju losmen tersebut kami hanya naik becak dari terminal. Losmennya cukup nyaman dan murah, hanya 120 rb sekamar dan bisa utk ber-2.


Beginilah tempat nginepnya yang lumayan murah tapi nyaman





Setelah bersih2 dan Dian menunggu saya selesai sholat, kamipun menikmati sore hari di Pantai Kartini. Kami jadi bisa jalan-jalan santai dan menikmati pemandangan Pantai.

 

Patung R.A Kartini yang jadi icon di P. Kartini

 
Dan ternyata disana adalan tempat spot foto sunset.
Subhanalloh… very beautiful sunset there… betapa tiada bandingannya Alloh yang menciptakan mentari

Ini padahal cuma ngambil  foto pake kamera Hape standar, gimana kalau pake SLR, pastilah much more beautiful.


sunset @ Pantai Kartini

Selesai Sunset kami makan di sekitar pantai, beli sate yang murah meriah 5 ribu kenyang, selesai sholat, sambil nonton tivi, gak terasa langsung “terkapar” sampai subuh. 

Karena amat lapar, makan satepun jadi seurius
 
Esok harinya, setelah sholat subuh dan beres2 pakaian, kami menuju pelabuhan, naik kapal cepat.


Menuju pelabuhan dan narsis di kapal
45 menit kemudian sampai di Karimun, istirahat kemudian makan dan siap2 berangkat snorkeling.
 (saya sambil mikir, kalau mulai snorkling jam 10an gini, pasti bakal sampai sore, pastilah saya harus menyiapkan baju kering dan mukena. klo yg ini, Dian ngeliatnya mungkin sedikit ribet, karena dian non muslim, tapi saya jelasin, muslim harus sholat dalam kondisi apapun).

Dan karna kami datang telat, yang seharusnya ikut rombongan di hari sebelumnya, maka hari ini kami jadi peserta rombongan cabutan yang terdiri dari 2 orang asal blitar (ben dan Rizka), 2 orang asal Solo, dan 2 orang lagi asal salah satu kota di JaTim (lupa nama kotany). maka kami genap 10 orang dari daerah yg berbeda-beda dalam 1 perahu. kami berkenalan dan sedikit bercerita ttg asal kami, dan mereka cukup kaget ketika kami bilang dari Bekasi. Perjalanan jauh ya.. begitu menurut mereka.

 
Inilah rombongan campur-campur ....

Perjalanan jauh itu akhirnya terbayar ketika sampai di spot snorkeling dan langsung nyemplung.
Kembali hanya bisa berucap Subhanalloh…. Inilah keindahan berikutnya yang Alloh tunjukkan, sampai gak kerasa 2 jam snorkeling-an karna luar biasanya ciptaanNYA di dalam lautan.

Snorkeling  take a pict (sambil menyelam foto-foto)


 
Sekitar jam 1 kami mampir ke Pulau…..utk makan siang dan alhamdulillah bisa ganti baju kering sekaligus sejenak beristirahat dengan sholat dzuhur+ashar.

Ritual isi amunisi selesai, kembali lagi ke spot snorkeling ke dua, spot kedua ini juga gak kalah indah dengan spot snorkeling sebelumya. Dan kemudian lanjut ke pantai Ujung Gelam.
Jam 5 kami sampai di Ujung Gelam sisi Barat Pulau Karimun Jawa Besar, foto-foto bareng rombongan satu perahu dan menikmati sunset.





 
Kembalilah kami ke sisi timur Pulau Karimun Jawa Besar, bersih2, sholat, istirahat sebentar.
Walaupun pegel-pegel habis snorkeling, kita gak langsung tidur, nyoba cari tahu apa aja yang ada di Pulau ini. Menurut Ibu yang rumahnya kita tumpangi untuk menginap, kami bisa coba main ke alun-alun yang pasti ramai dan banyak jajanan.

Karna kalau jalan lumayan jauh, kami pergi ke alun-alun diojekin Andi.


Lobster dan kerang yang siap disantap
 
Di alun-alun makan kerang dan lobster. Sambil diskusi, gimana kalau kami pulang sendiri-sendiri. Karna Dian harus masuk kerja di Hari senin, sementara hari ini adalah Sabtu, maka Dian harus langsung pulang besok pagi, sementara saya kan emang sementara nganggur, jadi mau nerusin refreshing juga, ada destinasi yang belum dikunjungi, penangkaran Hiu dan kura-kura di Pulau Karimun Jawa Kecil.
Harusnya kami memang pulang bareng, tapi karna insiden bus mogok kemarin, kami putuskan untuk pulang secara terpisah. Dian harus pasrah pulang besok, sementara saya pulang lusa, karna besok Saya akan ke penangkaran Hiu dan kura-kura.

Walau saya sebenarnya sudah beli tiket bus pulang juga, gak apalah, nanggung udah nyebrang sampai Karimun, cuma sehari langsung pulang, tak lengkap rasanya. Dian juga gak keberatan untuk pulang sendiri. Dan kami menghubungi pihak tiket bus, uang tiketnya bisa direfund 50%.  Jadi gak rugi-rugi banget, bisa titip Dian juga uang refundnya.

Lagi-lagi kami harus menghubungi Andi juga, ngabarin bahwa saya tetap tinggal sementara Dian harus pulang.
Pagi harinya saya antar Dian ke Pelabuhan Karimun yang gak jauh dari penginapan.


Agenda selanjutnya ikut ke sisi pantai Karimun Jawa lainnya untuk melanjutkan snorkeling.

Kali ini saya menjadi anggota rombongan yang berbeda, disisipkan begitu saja oleh Andi ke salah satu perahu, Alhamdulillah di perahu itu ada Ben dan Rizka (rombongan kami kemarin), jadi paling gak saya ada temen ngobrol.



Berbeda dengan kemarin, di perahu ini lebih ramai, selain Ben dan Rizka, ada rombongan pelajar dari Jawa Timur dan Tarakanita Jakarta, kami juga ditemani oleh 2 orang bule, Suami Istri (Thomas Valko & Miriam). Saya ngobrol dengan Miriam, sementara Ben ngobrol dengan Thomas, Rizka agak sedikit “manyun” waktu itu, karena merasa dicuekin. Tapi kemudian terseyum kembali setelah kami berbagi cerita menjelaskan apa yang kami bicarakan dengan Miriam & Valko.

Bahwa mereka berasal dari Irlandia, mereka bilang Indonesia harus bersyukur memiliki banyak pantai dan matahari, lautan yang luas dan banyak pulau. Di negara mereka, cuaca selalu lembab sampai bersalju, hujan hampir tejadi sepanjang tahun, matahari jarang terlihat. Jika mereka ingin ke pantai, mereka harus pergi ke negara tetangga dan menggunakan passport. Karena negara mereka terletak di tengah-tengah eropa, negara mereka tidak memiliki pantai.
Dalam berpakaian, mereka lebih sering menggunakan mantel tebal atau mantel hujan dan harus bersiap membawa payung kemanapun mereka pergi, karena cenderung mendung.

Hal itu mempengaruhi cara mereka bersikap terhadap sesamanya dan lingkungan sekitarnya. Secara sosial, mereka jadi tidak peduli satu sama lain, cenderung individualistis. Sangat berbeda dengan orang-orang Indonesia yang amat ramah kepada siapa saja, bahkan kepada orang asing. Miriam & Valko merasa di Indonesia sangat hangat, karna selalu disapa, diberikan senyuman, walau mereka merasa sedikit aneh karna sering diajak foto juga oleh beberapa orang yang mereka temui.


Tak terasa ngobrol panjang, kami sudah sampai di spot snorkeling, disini lebih banyak yang kami jumpai adalah ikan berwarna-warni. Kami bergantian memberi rezeki makanan kepada ikan-ikan itu, sebelum kami sendiri makan siang.

Berbagi rezeki makanan dengan ikan

Selesai sholat, saya pun bergabung makan siang dengan teman-teman satu perahu tadi, ramai-ramai makan ikan bakar+nasi putih hangat, sambal, semangka. Wuihh nikmatnya…. Alhamdulillah..

 



Setelah saya selesai sholat dan menyusul makan, serta beres2, semua penghuni perahu kembali naik dan menuju tempat snorkeling berikutnya, gaya dulu ini :) 


Lanjutt snorkelingan narsis 


Yang paling dicari ke Kepulauan Karimun Jawa adalah masuk kolam hiu, angker emang, tapi gak asik kalau gak dicoba, nanggung udah nyebrang sampe sini. Bareng Thomas dan Miriam nyemplung deh ke kolam itu, meski Miriam dan saya juga ketar-ketir tapi diberaniin.

Bertigaan di kolam Hiu, ngeri tapi excited

Selesailah snorkeling dan ngunjungin hiu dihari kedua.
Dan saya harus nginep semalem lagi di Karimun, kali ini sendirian, tapi ternyata ketika sampai di tempat nginep ada warga baru yang baru sampe dan mereka temennya Rizka dan Ben.
Jadilah saya kongkow lagi di alun-alun bareng mereka ditambah janjian dengan Thomas, Miriam dan teman-teman bule mereka yang asalnya dari Jerman. 


Obral obrol di alun2 bahwa Thomas dan Miriam akan melanjutkan perjalanan ke Malang, kemana lagi kalau bukan Bromo dan kawah ijen, tour guidenya sakit, jadi Thomas minta tolong gimana kalau saya yang jadi tour guidenya, hadeuhh waktu itu antara enak dan gak enak nolaknya. Karna mereka minta perjalanan darat sekaligus sewa mobil.
Maka saya menghubungi teman yang ada di Malang, nawarin ada proyek bareng bule, tapi setelah konfirmasi ternyata tour guidenya mereka sudah sembuh.
Alhamdulillah dengan kabar itu, saya bisa pulang dari ngebolang. soalnya sudah hampir semingu di pulau orang, berangkat dari kamis malem, ini malem senin masih nyangsang, besok senin pagi saya baru bisa pulang dan sampai di Bekasi di hari Selasa. Again lonely go home.
Senin pagi pulanglah saya, naik kapal cepat dari Pulau Karimun Jawa yang rupawan itu menuju ke Pulau Jawa, Jepara tepatnya.
Sampai di Pelabuhan Jepara Dzuhur, setelah menjama’ sholat saya langsung menuju tempat makan terdekat karena perut kriuk-kriuk, makan cepat-cepat karna takut ketinggalan bus.
Naik becak dan menuju terminal, pesan tiket lalu naik bus dengan tenang, berharap sampai di Jakarta dan kembali ke Bekasi.
Alhamdulillah perjalanan lancar, busnya juga aman dari kemogokan, saya sampai di Bekasi hari Selasa jam 9 pagi, minta jemput adik. Dan kembalilah kerumah.
Pfiuh… jauhnya perjalanan…

The insight in my journey to Karimun :
- wonderfull beautiful that Alloh create everything
-  Sabar, istiqomah dan bersyukur
-  Tafakur @ ocean
-  Shark (hiu) tunduk pada Sang Maha Pencipta
-  berani mengambil keputusan di saat tersulit,
-  percaya diri ketika berada di jalan yang benar
-  belajar percaya pada orang lain
-  sosialisasi is important
- think win win