Udah lama
juga pengalaman tripnya, hampir 2 tahun lalu.
saat itu
plan tripnya juga dadakan, baru kepikiran, H-2 sebelum libur panjang. searching
di situs BPI ada paket trip ke Karimun Jawa lumayan murah. Kebetulan banget mau
refreshing setelah resign dri BSM.
![]() |
The Destination |
Dan klo
keluar kota sendirian gak asyik, jadi ngomporin temen yg blum punya plan trip
di libur panjang itu.
berhasil
ngajak satu orang, temen trip yg pernah barengan trip ke Pahawang-Lampung. Dian
namanya, Dian agak kaget juga karena plannya dadakan.
Jadilah
kami berangkat dari Pulogadung naik bis dengan budget yg lebih murah.
Bis
berangkat jam 6, di tol JORR bis sempet berhenti sebentar ngecek mesin (
ketar-ketir jg, nih bis jangan2 bermasalah).
Bener deh
sampai di pantura, bis berhenti, sekitar jam 12 malem. supir dan kondektur coba
ngecek mesin. Dan kami semua penumpang bertanya-tanya bisnya kenapa?
Dan
ternyata setelah tanya langsung ke kondektur, bis mogok, harus nunggu mesin
dari bengkel reparasi bis. dan gak bisa ditentukan sampai kapan waktunya.
Gawat nih,
bakal telat sampe pelabuhan Jepara dan terancam gagal nyebrang ke Karimun Jawa
karna jadwal berangkat kapal jam 7 pagi. Lalu kami berdiskusi gimana solusiny supaya
bisa tetep lanjut tripnya. Mulai dari pilihan nebeng anak motor yang juga banyak
yang istirahat disitu, ganti alternatif naik bus lain, nyambung2, atau tetep
nungguin bus sampai selesai diperbaiki. Karena berbagai pertimbangan risiko, akhirnya
kami mutusin untuk nunggu bus selesai diperbaiki. Selanjutnya kami harus ngabarin
Andi (CP backpackernya) tentang kondisi kami dan gimana kalau besok kami
ketinggalan kapal pagi, ternyata menurut Andi kami bisa ikut kapal berikutnya
jam 2 siang. Sedikit lega.
Kurang
lebih jam 3 pagi, bus selesai direparasi, kemudian berangkat kembali.
walaupun
sudah direparasi, bus ini jalannya lambat, mungkin supirny juga gak mau
berisiko mesinny bermasalah lagi.
Dengan
kondisi bus yg seperti "siput", kamipun pasrah saja, bakal sampai di
Jepara jam berapapun, kami pikir gak mungkin juga sampai siang, karna supirnya
mengkonfirmasi, kalau sudah sampai daerah Jawa Tengah, penumpang akan
ditransfer ke bus lain.
Dan
ternyata bus sampai di Semarang jam 8 pagi dan kami baru dipindahkan ke bus
lain di Kudus sekitar jam 11. Sementara jarak Kudus ke Jepara menurut penumpang
lainnya adalah 2 jam. Artinya jam 13 kami baru akan sampai di Jepara jika
perjalanan lancar (kalau macet gimana???)
Dengan
kemungkinan akan telat juga ikut kapal jam 2 siang, maka kami harus konfirmasi
ke Andi, masih bisa gak kalau kami harus tunda ikut tripny sampai besok pagi,
sekaligus tanya ke Andi penginapan murah dipinggir pelabuhan Jepara dimananya?
(Andi mungkin jadi mikir, niat gak sih ikutan ngetripnya)
Berdasarkan
infonya Andi kami menginap di losmen dekat pantai Kartini di sebelah pelabuhan
yg cukup dekat juga dengan terminal bus.Maka menuju losmen tersebut kami hanya
naik becak dari terminal. Losmennya cukup nyaman dan murah, hanya 120 rb
sekamar dan bisa utk ber-2.
![]() | |||
![]() | |||||
Beginilah tempat nginepnya yang lumayan murah tapi nyaman |
Setelah
bersih2 dan Dian menunggu saya selesai sholat, kamipun menikmati sore hari di
Pantai Kartini. Kami jadi bisa jalan-jalan santai dan menikmati
pemandangan Pantai.
![]() |
Patung R.A Kartini yang jadi icon di P. Kartini |
Dan
ternyata disana adalan tempat spot foto sunset.
Subhanalloh…
very beautiful sunset there… betapa tiada bandingannya Alloh yang menciptakan
mentari
Ini
padahal cuma ngambil foto pake kamera
Hape standar, gimana kalau pake SLR, pastilah much more beautiful.
![]() |
sunset @ Pantai Kartini |
Selesai
Sunset kami makan di sekitar pantai, beli sate yang murah meriah 5 ribu kenyang,
selesai sholat, sambil nonton tivi, gak terasa langsung “terkapar” sampai
subuh.
![]() |
Karena amat lapar, makan satepun jadi seurius |
Esok
harinya, setelah sholat subuh dan beres2 pakaian, kami menuju pelabuhan, naik
kapal cepat.
![]() |
Menuju pelabuhan dan narsis di kapal |
45 menit
kemudian sampai di Karimun, istirahat kemudian makan dan siap2 berangkat
snorkeling.
(saya sambil mikir, kalau mulai snorkling jam
10an gini, pasti bakal sampai sore, pastilah saya harus menyiapkan baju kering
dan mukena. klo yg ini, Dian ngeliatnya mungkin sedikit ribet, karena dian non
muslim, tapi saya jelasin, muslim harus sholat dalam kondisi apapun).
Dan karna
kami datang telat, yang seharusnya ikut rombongan di hari sebelumnya, maka hari
ini kami jadi peserta rombongan cabutan yang terdiri dari 2 orang asal blitar
(ben dan Rizka), 2 orang asal Solo, dan 2 orang lagi asal salah satu kota di
JaTim (lupa nama kotany). maka kami genap 10 orang dari daerah yg berbeda-beda
dalam 1 perahu. kami berkenalan dan sedikit bercerita ttg asal kami, dan mereka
cukup kaget ketika kami bilang dari Bekasi. Perjalanan jauh ya.. begitu menurut
mereka.
![]() |
Inilah rombongan campur-campur .... |
Perjalanan
jauh itu akhirnya terbayar ketika sampai di spot snorkeling dan langsung
nyemplung.
Kembali
hanya bisa berucap Subhanalloh…. Inilah keindahan berikutnya yang Alloh tunjukkan,
sampai gak kerasa 2 jam snorkeling-an karna luar biasanya ciptaanNYA di dalam
lautan.
![]() | |||||
Snorkeling take a pict (sambil menyelam foto-foto) |
Sekitar
jam 1 kami mampir ke Pulau…..utk makan siang dan alhamdulillah bisa ganti baju
kering sekaligus sejenak beristirahat dengan sholat dzuhur+ashar.
Ritual isi
amunisi selesai, kembali lagi ke spot snorkeling ke dua, spot kedua ini juga
gak kalah indah dengan spot snorkeling sebelumya. Dan kemudian lanjut ke pantai Ujung Gelam.
Jam 5 kami
sampai di Ujung Gelam sisi Barat Pulau Karimun Jawa Besar, foto-foto bareng rombongan satu perahu dan menikmati
sunset.
Kembalilah
kami ke sisi timur Pulau Karimun Jawa Besar, bersih2, sholat, istirahat sebentar.
Walaupun
pegel-pegel habis snorkeling, kita gak langsung tidur, nyoba cari tahu apa aja
yang ada di Pulau ini. Menurut Ibu yang rumahnya kita tumpangi untuk
menginap, kami bisa coba main ke alun-alun yang pasti ramai dan banyak jajanan.
Karna
kalau jalan lumayan jauh, kami pergi ke alun-alun diojekin Andi.
![]() |
Lobster dan kerang yang siap disantap |
Di
alun-alun makan kerang dan lobster. Sambil diskusi, gimana kalau kami pulang sendiri-sendiri.
Karna Dian harus masuk kerja di Hari senin, sementara hari ini adalah Sabtu,
maka Dian harus langsung pulang besok pagi, sementara saya kan emang sementara
nganggur, jadi mau nerusin refreshing juga, ada destinasi yang belum
dikunjungi, penangkaran Hiu dan kura-kura di Pulau Karimun Jawa Kecil.
Harusnya
kami memang pulang bareng, tapi karna insiden bus mogok kemarin, kami putuskan
untuk pulang secara terpisah. Dian harus pasrah pulang besok, sementara saya
pulang lusa, karna besok Saya akan ke penangkaran Hiu dan kura-kura.
Walau saya
sebenarnya sudah beli tiket bus pulang juga, gak apalah, nanggung udah nyebrang
sampai Karimun, cuma sehari langsung pulang, tak lengkap rasanya. Dian juga gak
keberatan untuk pulang sendiri. Dan kami menghubungi pihak tiket bus, uang
tiketnya bisa direfund 50%. Jadi gak
rugi-rugi banget, bisa titip Dian juga uang refundnya.
Lagi-lagi
kami harus menghubungi Andi juga, ngabarin bahwa saya tetap tinggal sementara
Dian harus pulang.
Pagi
harinya saya antar Dian ke Pelabuhan Karimun yang gak jauh dari penginapan.
Agenda
selanjutnya ikut ke sisi pantai Karimun Jawa lainnya untuk melanjutkan
snorkeling.
Kali ini
saya menjadi anggota rombongan yang berbeda, disisipkan begitu saja oleh Andi
ke salah satu perahu, Alhamdulillah di perahu itu ada Ben dan Rizka (rombongan
kami kemarin), jadi paling gak saya ada temen ngobrol.
Berbeda
dengan kemarin, di perahu ini lebih ramai, selain Ben dan Rizka, ada rombongan
pelajar dari Jawa Timur dan Tarakanita Jakarta, kami juga ditemani oleh 2 orang
bule, Suami Istri (Thomas Valko & Miriam). Saya ngobrol dengan Miriam,
sementara Ben ngobrol dengan Thomas, Rizka agak sedikit “manyun” waktu itu,
karena merasa dicuekin. Tapi kemudian terseyum kembali setelah kami berbagi
cerita menjelaskan apa yang kami bicarakan dengan Miriam & Valko.
Bahwa
mereka berasal dari Irlandia, mereka bilang
Indonesia harus bersyukur memiliki banyak pantai dan matahari, lautan yang luas
dan banyak pulau. Di negara mereka, cuaca selalu lembab sampai bersalju, hujan
hampir tejadi sepanjang tahun, matahari jarang terlihat. Jika mereka ingin ke
pantai, mereka harus pergi ke negara tetangga dan menggunakan passport. Karena
negara mereka terletak di tengah-tengah eropa, negara mereka tidak memiliki
pantai.
Dalam
berpakaian, mereka lebih sering menggunakan mantel tebal atau mantel hujan dan
harus bersiap membawa payung kemanapun mereka pergi, karena cenderung mendung.
Hal itu
mempengaruhi cara mereka bersikap terhadap sesamanya dan lingkungan sekitarnya.
Secara sosial, mereka jadi tidak peduli satu sama lain, cenderung
individualistis. Sangat berbeda dengan orang-orang Indonesia yang amat ramah
kepada siapa saja, bahkan kepada orang asing. Miriam & Valko merasa di
Indonesia sangat hangat, karna selalu disapa, diberikan senyuman, walau mereka
merasa sedikit aneh karna sering diajak foto juga oleh beberapa orang yang
mereka temui.
Tak terasa ngobrol panjang, kami sudah sampai di spot
snorkeling, disini lebih banyak yang kami jumpai adalah ikan berwarna-warni.
Kami bergantian memberi rezeki makanan kepada ikan-ikan itu, sebelum kami
sendiri makan siang.
![]() |
Berbagi rezeki makanan dengan ikan |
Selesai sholat, saya pun bergabung makan siang dengan teman-teman satu perahu tadi, ramai-ramai makan ikan bakar+nasi putih hangat, sambal, semangka. Wuihh nikmatnya…. Alhamdulillah..
Setelah
saya selesai sholat dan menyusul makan, serta beres2, semua penghuni perahu
kembali naik dan menuju tempat snorkeling berikutnya, gaya dulu ini :)
Lanjutt
snorkelingan narsis
Yang paling dicari ke Kepulauan Karimun Jawa adalah masuk
kolam hiu, angker emang, tapi gak asik kalau gak dicoba, nanggung udah nyebrang
sampe sini. Bareng Thomas dan Miriam nyemplung deh ke kolam itu, meski Miriam
dan saya juga ketar-ketir tapi diberaniin.
![]() |
Bertigaan di kolam Hiu, ngeri tapi excited |
Selesailah
snorkeling dan ngunjungin hiu dihari kedua.
Dan saya
harus nginep semalem lagi di Karimun, kali ini sendirian, tapi ternyata ketika
sampai di tempat nginep ada warga baru yang baru sampe dan mereka temennya
Rizka dan Ben.
Jadilah
saya kongkow lagi di alun-alun bareng mereka ditambah janjian dengan Thomas,
Miriam dan teman-teman bule mereka yang asalnya dari Jerman.
Obral
obrol di alun2 bahwa Thomas dan Miriam akan melanjutkan perjalanan ke Malang,
kemana lagi kalau bukan Bromo dan kawah ijen, tour guidenya sakit, jadi Thomas
minta tolong gimana kalau saya yang jadi tour guidenya, hadeuhh waktu itu
antara enak dan gak enak nolaknya. Karna mereka minta perjalanan darat
sekaligus sewa mobil.
Maka saya
menghubungi teman yang ada di Malang, nawarin ada proyek bareng bule, tapi
setelah konfirmasi ternyata tour guidenya mereka sudah sembuh.
Alhamdulillah
dengan kabar itu, saya bisa pulang dari ngebolang. soalnya sudah hampir semingu di pulau orang, berangkat dari kamis
malem, ini malem senin masih nyangsang, besok senin pagi saya baru bisa pulang
dan sampai di Bekasi di hari Selasa. Again lonely go home.
Senin pagi
pulanglah saya, naik kapal cepat dari Pulau Karimun Jawa yang rupawan itu
menuju ke Pulau Jawa, Jepara tepatnya.
Sampai di
Pelabuhan Jepara Dzuhur, setelah menjama’ sholat saya langsung menuju tempat
makan terdekat karena perut kriuk-kriuk, makan cepat-cepat karna takut
ketinggalan bus.
Naik becak
dan menuju terminal, pesan tiket lalu naik bus dengan tenang, berharap sampai
di Jakarta dan kembali ke Bekasi.
Alhamdulillah
perjalanan lancar, busnya juga aman dari kemogokan, saya sampai di Bekasi hari
Selasa jam 9 pagi, minta jemput adik. Dan kembalilah kerumah.
Pfiuh…
jauhnya perjalanan…
The
insight in my journey to Karimun :
- wonderfull beautiful that Alloh create
everything
-
Sabar, istiqomah dan bersyukur
-
Tafakur @ ocean
-
Shark (hiu) tunduk pada Sang Maha
Pencipta
-
berani mengambil keputusan di saat
tersulit,
-
percaya diri ketika berada di jalan
yang benar
-
belajar percaya pada orang lain
-
sosialisasi is important
- think win win